RSCM FKUI Tekan Angka Bibir Sumbing

Kamis, 19 Juli 2018 - 13:07 WIB
RSCM FKUI Tekan Angka Bibir Sumbing
RSCM FKUI Tekan Angka Bibir Sumbing
A A A
JAKARTA - Dalam rangka memperingati Bulan Kepedulian Bibir dan Lelangit Sumbing yang jatuh setiap Juli, Cleft and Craniofacial Center (CCC) RSCM-FKUI menggelar program Cleft and Craniofacial Awareness and Prevention Month bertajuk Mengukir Senyuman dan Harapan Untuk Masa Depan yang Lebih Baik.

Kegiatan ini meliputi bakti sosial multidisiplin bibir dan lelangit sumbing di RSCM, edukasi untuk orangtua pasien, pelatihan terapi wicara dan pembentukan tim bakti sosial CCC RSCM-FKUI untuk menolong pasien-pasien sumbing di luar Jakarta.

"Sebagai klinik terpadu yang menangani para pasien bibir dan lelangit sumbing di Indonesia, maka kami ingin turut ambil bagian dan berkontribusi nyata dalam peringatan Bulan Kepedulian dan Kewaspadaan Bibir dan Lelangit Sumbing ini dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi bibir dan lelangit sumbing dan akibat yang dapat ditimbulkannya," kata Supervisor Pelayanan Cleft and Craniofacial Center RSCM-FKUI, dr. Kristaninta Bangun, SpBP-RE (KKF).

Staf konsultan bedah plastik craniofacial CCC, dr. Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE (KKF) menjelaskan bibir dan lelangit sumbing dapat dikenali dengan terlihatnya celah atau tidak menyatunya bibir atas dan lelangit yang dapat ditemukan pada satusisi atau kedua sisi bibir atas dan lelangit.

Masalah yang dapat ditimbulkan tidak hanya masalah penampilan, juga dapat menimbulkan masalah suara yang sengau karena lelangit mulut anak tidak sempurna sehingga tidak dapat mengucapkan kata dengan baik.

"Masalah minum atau makan seperti susu yang keluar dari hidung saat bayi menyusui, masalah infeksi telinga dan masalah pertumbuhan gigi dan tulang rahang atas. Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab kelainan bibir dan lelangit sumbing ini. Namun diduga penyebabnya adalah multifaktorial diantaranya adalah faktor genetik dan faktor lingkungan selain faktor nutrisi dan paparan obat atau penyakit tertentu selama kehamilan," jelasnya.

Meski tampak menakutkan dan menyebabkan beban pikiran pada orangtua, namun kelainan ini dapat diatasi dengan hasil yang baik jika segera ditangani secara multi dan interdisiplin sejak dini, sesuai tahapan pertumbuhan dan perkembangan serta berkesinambungan.

Oleh karena itu orangtua harus mengenali secara dini bibir dan lelangit sumbing agar bisa mendapat akses kepelayanan yang efektif sejak awal untuk mendapatkan hasil yang baik, tidak hanya secara estetik namun juga secara fungsional sehingga bisa lebih produktif.

"Kami berpesan kepada para wanita usia reproduktif pada umumbya dan ibu hamil khususnya untuk menurunkan risiko bayi yang dikandung menderita kelainan bibir dan lelangit sumbing, kiranya dapat lebih memperhatikan asupan gizi selama kehamilan. Seperti mengkonsumsi makanan kaya folat, melakukan pola hidup sehat dimasa kehamilan, menghindari konsumsi obat-obatan dan alkohol serta menghindari merokok," jelas Kepala Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSCM-FKUI, Prof. dr. Chaula L. Sukasah, SpBP-RE (K).

Sementara, hadirnya program Cleft and Craniofacial Awareness and Prevention Month diharapkan dapat menurunkan jumlah penderita bibir dan lelangit sumbing. "Dan bukan lagi menjadi momok sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak serta mengukir senyuman dan harapan untuk masa depan yang lebih baik," ujar Chaula.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3721 seconds (0.1#10.140)